Muamalah

Muamalah

Portal Islam

Mar 29, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking

Kisah Sukses Diajeng Lestari, Pendiri Toko Online HijUp.com

Nama HijUp.com kini semakin populer sebagai toko online yang menjual produk-produk muslimah.

Seperti apakah kisah sukses toko online yang didirikan oleh Diajeng Lestari ini?
Diajeng Lestari/Linked In
Mungkin belum banyak yang tahu dengan sosok ibu muda yang cantik ini. Dia adalah Diajeng Lestari yang merupakan pendiri HijUp.com.
Seperti apakah kisah sukses Diajeng Lestari ini?
Awalnya, seorang Diajeng Lestari adalah seorang ibu rumah tangga. Dia lahir di Bekasi pada 17 Januari 1986. Saat ini omzet dari HijUp.com berkisar antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar perbulannya.
Meski bisnis online yang dirintisnya baru seumur jagung, namun perempuan yang akrab dipanggil Ajeng ini mampu meluluhkan hati konsumen lokal dan mancanegara. 20% pembeli busana muslim di Hij-Up berasal dari mancanegara, seperti Malaysia, Singapura, serta Timur Tengah.
Pengalaman bisnis Diajeng Lestari
Pengalaman Ajeng (panggilan akrab Diajeng Lestari) berbisnis sudah terlatih sejak dirinya masih kecil. “Waktu kelas empat SD, saya membuat cincin dari kabel-kabel telepon bekas di gudang dan saya jual ke teman,” tutur dia.  Ajeng awalnya juga memasarkan produk gantungan kunci kreasi sang kakak. Dan dari situlah Ajeng sering mendapat order gantungan kunci dalam jumlah yang besar.
Pada saat mengenyam pendidikan di SMP dan SMA, Ajeng tidak berjualan. Kemudian pada tahun 2004, perusahaan ayahnya yang bergerak di bidang telekomunikasi bangkrut. “Ketika ekonomi keluarga hancur dan adik-adik masih banyak, saya berusaha mencari tambahan,” ujar anak ketiga dari delapan bersaudara ini.
Semenjak itulah, Ajeng kemudian mencari penghasilan tambahan dari berjualan kue, jilbab, mengajar privat dan bimbingan belajar, hingga bekerja freelance sebagai interviewer.
Setelah lulus kuliah Jurusan Ilmu Politik di Universitas Indonesia, Ajeng bekerja di perusahaan marketing research. Setelah menikah, Ajeng justry memutuskan untuk berhenti bekerja. Dia pun akhirnya menjadi seorang ibu rumah tangga seperti kebanyakan wanita.
Dengan alasan untuk aktualisasi diri, Ajeng pun mencoba untuk berbisnis. Waktu itu busana muslim merupakan lahan bisnis yang dipilihnya. Ajeng menilai, bisnis busana muslim sangat potensial. Maklum, Indonesia memiliki penduduk mayoritas muslim.
Ajeng juga memiliki mimpi bahwa produk fesyen bikinan kita bisa sejajar dengan produksi luar negeri. “Saya diskusi dengan suami mengenai mimpi ini dan bagaimana implementasinya dalam bisnis,” ujar istri dari Achmad Zaky Syaifudin ini.
Dari obrolan dengan suami, Ajeng memutuskan untuk menjadi agen perubahan di dunia Islamic fashion. Ajeng pun melakukan penelitian kecil dan wawancara dengan beberapa orang yang pernah berbisnis serupa. Setelah melakukan serangkaian riset dan persiapan, Ajeng pun memutuskan untuk membuat katalog fashion online.
“Tapi ternyata permintaan pasar bukan hanya katalog, mereka butuh marketing online dan sistem untuk mengatur lalu lintas produk,” ujar dia.
Akhirnya, Ajeng pun memulai bisnisnya dengan kerja rangkap berbagai bagian. Ajeng pun berkolaborasi dengan sang suami yang memang jago di bidang IT dan membangun HijUp sebagai e-commerce yang menjadi platform untuk menjembatani pemilik merek busana muslim dengan pasar.
HijUp yang merupakan singkatan dari hijab up itu, mulai eksis di duni internet sejak tanggal 1 Agustus 2011. Ajeng kemudian merekrut dua karyawan yang bertugas sebagai admin komputer dan admin gudang.
“Baru sehari masuk, admin komputer resign. Saya stres sekali,” kenangnya.
Dikarenakan jumlah karyawan yang terbatas, Ajeng pun melakukan pekerjaan yang merangkap, mulai memberi gantungan baju, menjadi stylist saat pemotretan, mengoordinasikan pemotretan, sampai dealing dengan tenant. Kemudian, untuk urusan website, dan sistem sang suami -lah yang turun tangan.
Banyak masalah yang menimpa Ajeng, namun dia tak menyerah. Hal yang tersulit bagi Ajeng adalah meyakinkan para calon tenant untuk mau memajang produk mereka di HijUp. Ajeng harus mengajukan proposal dan melakukan penawaran ke beberapa desainer dan produsen busana muslim supaya mereka mau diajak bekerja sama. 
“Tidak mudah, banyak yang mencibir dan menolak. Saya maklum karena bisnis ini masih baru, belum dikenal,” tuturnya Ajeng.
Banyaknya hambatan yang dihadapi  nyaris menggoyahkan Ajeng untuk menghentikan bisnis itu. Namun, ia berusaha meyakinkan diri meski rasa ragu akan ketidaksuksesan bisnisnya terus-meners membayangi. 
Akhirnya, satu per satu tenant pun datang. Pada bulan-bulan pertama, HijUp memiliki 14 tenant. “Penjualan merangkak naik. Sudah mulai mendekati ratusan juta,” ujarnya tersenyum.
Nama HijUp pun semakin dikenal. Jumlah pengunjung dan konsumen terus meningkat. Hingga awal 2013, ada sekitar 1,5 juta orang yang mengunjungi situs HijUp.com. Bukan itu saja, jumlah tenant di situs belanja ini juga bertambah hingga mencapai 70 tenant.
Sekarang, segalanya justru terbalik. Ajeng tidak perlu lagu susah payah berburu tenant, tetapi justru ia yang disibukkan dengan proposal pengajuan kerja sama dari para produsen fesyen. Bukan hanya dari dalam negeri, tenant dari luar negeri pun banyak yang ingin bekerja sama.
“Salah satunya adalah sepupu Perdana Menteri Malaysia,” ujar dia.
Menarik memang menyaksikan kisah sukses Ajeng di atas. Selain diawali dengan keterbatasan dan banyak kesulitan, pada akhirnya kerja keras, keuletan dan doa yang tiada henti mampu mengantarkan kesuksesan bagi HijUp.com.
Semoga dengan adanya kisah sukses penjual online di atas bisa memberikan inspirasi bagi anda. Ingat, segera action dan mulai bisnis anda dari sekarang!
Salam sukses!
(Sumber: Facebook/bisnis adalah awal sebuah kesuksesan)

Baca juga:

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here