Pilih Mana, Jadi Reseller Dropship atau Jadi Supplier / Vendor?
Hidup adalah pilihan, jadi anda harus cermat dan berhati-hati dalam menentukan sebuah pilihan untuk hidup anda.
Hal itu juga berlaku dalam bisnis ecommerce, di mana -- seorang penjual online harus menentukan posisi mana yang akan ia ambil dalam bisnisnya. Posisi yang dimaksud dalam hal 'memperoleh stok barang yang dijual', apakah dengan cara ini atau dengan cara itu. Begitu pun dengan cara menjual, apakah menjual langsung ke konsumen -- atau melalui perantara.
- Harus berkomunikasi secara intens dengan konsumen maupun supplier.
- Manajemen lebih kompleks, dan harus memiliki tim
- Harus sigap menghandle komplain dari reseller / dropshipper agar kredibilitas bisnis jangka panjang bisa terjaga.
Melihat akan hal itu, ada 2 pilihan yang bisa ditentukan oleh penjual online. 2 Pilihan yang dimaksud adalah, menjadi reseller / dropshipper atau menjadi supplier / vendor.
Jika anda dihadapkan kepada 2 pilihan tersebut, manakah yang akan anda pilih?
Sebelum anda menentukan pilihan -- ada baiknya agar melihat beberapa pertimbangan berikut ini.
Anda cocok menjadi reseller / dropshipper apabila:
1. Baru memulai bisnis ecommerce
2. Minim modal untuk menyetok barang
3. Tidak berani mengambil resiko kerugian barang apabila tak laku
4. Ingin sekalian belajar bisnis
5. Tak ingin repot mengepak dan mengirim barang.
Anda cocok menjadi supplier / vendor apabila:
1. Sudah lama berkecimpung di dunia ecommerce
2. Memiliki banyak modal
3. Siap mengambil resiko barang tak laku
4. Ingin mengembangkan bisnis menjadi lebih besar, dengan 'merekrut' reseller / dropshipper
5. Tak ingin repot berjualan langsung ke konsumen (dihandle reseller / dropshipper).
Setelah anda menyesuaikan diri anda dengan pertimbangan di atas, maka saatnya untuk melihat kekurangan dari masing-masing pilihan. Sebelumnya anda harus sadar dan paham bahwa segala sesuatu pasti memiliki kekurangan. Jadi, anggap saja ini sebagai tantangan dalam berbisnis.
Kekurangan menjadi reseller / dropshipper
- Bisnis sulit berkembang menjadi besar, apabila terus-terusan menjadi reseller / dropshipper
- Apabila menjadi dropshipper, tak bisa melihat fisik barang secara langsung, jadi sulit menjelaskan kepada konsumen
- Harus berkomunikasi secara intens dengan konsumen maupun supplier.
Kekurangan menjadi supplier / vendor
- Modal dan resiko besar, terlebih lagi apabila barang tak laku -- kerugian ditanggung sendiri.
- Manajemen lebih kompleks, dan harus memiliki tim
- Harus sigap menghandle komplain dari reseller / dropshipper agar kredibilitas bisnis jangka panjang bisa terjaga.
Setelah anda mempelajari gambaran singkat di atas, tinggal anda yang menentukan pilihan -- apakah menjadi reseller / dropshipper atau menjadi supplier / vendor.
Sebagai rekomendasi, apabila anda ingin menjadi reseller / dropshipper, anda bisa mendaftar di situs penyedia reseller dropship >>> SUPPLIER ID.
Produk yang dijual di sana merupakan produk-produk impor yang unik, langka dan inovatif. Selain itu, manajemen mereka profesional karena dihandle oleh beberapa orang sesuai dengan tugas masing-masing. Bahkan respon untuk reseller / dropshipper pun lumayan cepat, karena dihandle CS / Support khusus untuk reseller / dropshipper.
Kemudian, bagi anda yang ingin menjadi supplier / vendor, anda bisa melakukan salah satu dari 3 cara berikut ini, diantaranya:
1. Produksi sendiri
2. Bekerja sama dengan pabrik / produsen terdekat di kota Anda
3. Impor langsung produk unik, murah dan inovatif dari China.
Baca juga:
Dari semua gambaran yang sudah dijelaskan di atas, tampaknya anda sudah bisa menentukan pilihan tanpa ragu. Apabila anda memang serius dalam bisnis ecommerce, maka anda harus tegas dalam menentukan pilihan anda. Dan semua itu tentunya harus menyesuaikan dengan kemampuan anda, apakah cocok menjadi reseller / dropshipper atau supplier / vendor.
Pertanyannya sekarang, yang manakah yang akan anda pilih? Jadi reseller / dropshipper, atau jadi supplier / vendor?
Silahkan anda jawab masing-masing ;).
Jangan lupa untuk segera ACTION ya..
Salam sukses!