Menjadi Bos Tak Seenak yang Dibayangkan -- Karena Harus Memikirkan 5 Hal Ini
Onlenpedia.com | Banyak orang berpendapat bahwa menjadi bos itu keren, hidup serba enak, hidup tanpa memikirkan masalah, dan hal-hal enak lainnya. Padahal, menjadi bos justru membuat seseorang 'naik level' ke permasalahan yang lebih kompleks dan harus memiliki tingkat mental yang lebih kuat dari orang-orang biasa.
Kenapa bisa demikian?
Jawabannya, bisa anda lihat pada pemaparan di bawah ini. Di sini akan dipaparkan mengenai 5 hal yang harus dipikirkan seseorang -- apabila ia menjadi bos, diantaranya:
Hal paling utama yang dipikirkan seorang bos adalah, tentang omset / penjualan. Tanpa omset / penjualan yang bagus, maka roda perusahaan tak akan berjalan semestinya. Apabila hal itu terjadi, maka lambat laun perusahaan akan gulung tikar.
Maka dari itu, omset / penjualan merupakan hal utama yang harus dipikirkan seorang bos. Tidak heran kalau divisi marketing / penjualan selalu mendapat 'perhatian lebih' dari bos, karena di sana-lah 'ujung tombak' perusahaan berada.
2. Pengeluaran
Apalah artinya omset yang bagus, namun angka pengeluaran sangat tinggi. Akibatnya, laba bersih pun sangat kecil -- yang tentunya akan berdampak pada kelangsungan perusahaan.
Maka dari itu, seorang bos juga harus memikirkan -- bagaimana caranya bisa meminimalisir pengeluaran. Kalau bisa, seorang bos harus menerapkan prinsip ekonomi, yakni "mencari pemasukan sebesar-besarnya, dengan pengeluaran sekecil-kecilnya." Dengan begitu, laba perusahaan akan positif, dan perusahaan bisa terus berkembang.
3. Karyawan / anak buah
Hal ketiga yang harus dipikirkan seorang bos adalah, tentang karyawan-karyawannya.
Pernah ada suatu usaha yang harus 'jatuh' -- lantaran adanya kecurangan / korupsi yang dilakukan oleh karyawannya, yang kemudian kabur tanpa jejak.
Contoh di atas menjadi salah satu bahan pemikiran para bos, selain tentang omset dan pengeluaran. Maka dari itu, seorang bos harus selektif dalam memilih karyawan. Jangan cuma mencari yang pandai dan rajin, tapi carilah karyawan yang jujur dan dapat dipercaya. Dengan memiliki karyawan yang benar-benar jujur, maka si bos tak perlu dipusingkan dengan kemungkinan adanya penyelewangan di dalam perusahaannya.
4. Pajak
Hal selanjutnya yang harus dipikirkan seorang bos adalah, mengenai kewajiban membayar pajak. Sebagai seorang Warga Negara yang baik, seorang bos juga memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Jadi, alokasi dana untuk pajak sudah harus dipikirkan, agar anggaran tidak defisit -- lantaran membayar kewajiban tersebut.
5. Regulasi pemerintah
Selain pajak, banyak juga regulasi pemerintah lainnya yang harus dipikirkan oleh seorang bos. Sifat regulasi pemerintah yang dinamis dan berubah-ubah (tergantung pemimpin negara / pemimpin daerah), tentu harus disesuaikan oleh para pemilik usaha. Salah satu yang krusial adalah tentang UMP yang kerap meningkat tiap tahunnya. Hal ini harus terus dipikirkan oleh bos, agar terus meningkatkan omset / penjualan -- guna 'mengimbangi' naiknya UMP.
Baca juga:
Menjadi bos memang 'terlihat' enak dan keren. Namun dengan tingginya 'level' seorang bos, juga mengartikan bahwa 'level' masalah yang dihadapinya akan semakin tinggi.
Bagi orang yang salah persepsi, menjadi bos itu bisa hidup boros, foya-foya, dan lain sebagainya. Padahal hal itu tak benar, karena seorang bos yang boros dan suka foya-foya, lambat laun kekayaannya akan habis.
Seorang bos yang 'benar-benar bos' akan memberdayakan hartanya untuk mengembangkan bisnisnya, bisa ekspansi, akuisisi, ataupun 'melebarkan sayap' ke bidang bisnis lain. Maka dari itu, anda harus memiliki 'mental seorang bos' sebelum anda benar-benar siap menjadi bos.