--> Skip to main content


     Cari info lainnya:

  

[Opini] Kemajuan Era Digital, Bagaimana Nasib Pebisnis Konvensional?

Seperti yang kita ketahui, akhir-akhir ini ranah digital semakin mendominasi kehidupan. Banyak hal yang dilakukan orang-orang melalui internet, seperti berinteraksi lewat media sosial dan media chatting, bermain game, hingga belanja dan pesan tiket secara online. Dari situlah banyak pebisnis yang mulai 'menjamah' ranah digital, dan mulai berefek pada 'eksistensi' pebisnis konvensional.


kemajuan bisnis digital bagaimana nasib pebisnis konvensional
Kemajuan bisnis digital / via Pixabay


Kemajuan era digital, bagaimana nasib para pebisnis konvensional?

'Era konvensional' memunculkan banyak pebisnis yang menguasai pasar pada bidang masing-masing. Sebut saja agen travel, perusahaan koran, grup taxi, dan lainnya.

Namun seiring waktu berjalan, ketika era digital menyentuh segala sendi kehidupan -- maka eksistensi perusahaan travel, koran, dan taksi konvensional mulai terancam. Tiga contoh bidang tersebut baru sebagian kecil, masih ada bidang lainnya yang juga mulai 'terancam' akan eksistensi bisnis digital.

Ketika ada portal berita, situs pemesanan tiket online, dan startup transportasi on demand marak bermunculan -- maka sangat mempengaruhi 'omset' dari perusahaan koran, travel, dan taksi konvensional. Bagaimana tidak, dengan keberadaan portal berita online, orang-orang tidak perlu lagi 'bayar' untuk membeli koran. Kemudian dengan adanya situs pemesanan tiket online, orang-orang tak perlu capek pergi ke kantor travel konvensional -- tinggal pesan tiket via gadget dari rumah ataupun kantor. Selanjutnya, dengan adanya situs transportasi on demand -- harga yang ditawarkan sangat murah dan bisa 'membunuh' taksi konvensional yang tarifnya sangat mahal. Tidak heran, kalau banyak karyawan perusahaan taksi yang melakukan demo anti transportasi online. Hal itu dikarenakan posisi mereka sedang terancam oleh adanya layanan transportasi online. Mereka pun melakukan perlawanaan dengan cara-cara yang tidak seharusnya dilakukan, yakni mengarah ke anarkisme.


Lebih baik 'melawan' atau 'menyesuaikan diri'?

Kemajuan era digital memang sulit untuk dibendung. Ada pihak yang jeli dan menemukan peluang bisnis baru di dunia internet, dan mereka melakukan 'langkah yang tepat'. Sebaliknya, ada pebisnis online yang 'kolot' dan tak menyadari 'perubahan jaman', maka eksistensi mereka bakal 'terancam'. Mereka pun melakukan cara instan, yakni dengan berdemo dan anarkisme -- sepertti yang dilakukan ojek / taksi konvensional terhadap armada transportasi online.

Akankah cara tersebut (anarkisme) bakal sukses mencapai tujuan mereka?

Jawabannya adalah MUSTAHIL!


Ketahuilah, kekerasan bukanlah jalan untuk mendapatkan keberhasilan. Sebaliknya, kekerasan justru akan menghancurkan bisnis itu sendiri.

Orang-orang akan semakin 'benci' dengan transportasi konvensional, sudah harganya mahal -- suka anarkis pula. Sebaliknya, orang-orang akan semakin cinta dengan layanan transportasi online, dalam hal ini karena harga murah dan layanan yang memuaskan -- dan telah menjadi korban kekerasan.

Jadi, dapat simpulkan kalau kekerasan adalah bentuk kesia-siaan dan buang-buang energi yang justru akan menghancurkan bisnis tersebut. Alangkah baiknya agar bos dari pemilik usaha konvensional tersebut 'menyesuaikan diri' dengan perkembangan dunia digital. Caranya yakni dengan 'ikut serta' melakukan inovasi secara digital, mengikuti perkembangan pasar, serta melihat akan kebutuhan masyarakat. Kalau masih 'buta' akan dunia digital, mereka bisa melakukan 'opsi kedua', yakni berkolaborasi dengan para pegiat industri digital, agar bisnis mereka bisa go digital. Intinya, JANGAN MELAWAN, TAPI COBALAH UNTUK MENYESUAIKAN DIRI!


Baca juga:



Itulah dia sedikit opini dari saya mengenai kemajuan era digital, dampaknya bagi para pebisnis konvensional, serta langkah yang harus diambil para pebisnis konvensional agar bisa bertahan. Semoga tulisan 'ala kadar'nya ini bisa memberikan inspirasi bagi anda yang menekuni bisnis konvensional, namun masih belum 'melek' digital.


Ditulis oleh: Fahrurraji


Baca Juga

Author Image

Author



Comment Policy: Berkomentarlah dengan bijak dan sesuai topik.
Buka Komentar
Tutup Komentar