Muamalah

Muamalah

Portal Islam

Mar 29, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking

Persaingan Dalam Berjualan Online Semakin Ketat Saja

ilustrasi dari pixabay.com

Sobat-sobat netizen, khususnya para penjual online. Kita tahu sendiri di era yang semakin maju ini banyak sekali aktivitas yang dilakukan via internet. Termasuk salah satunya adalah jualan online. Alhasil, peluang usaha ini semakin diminati banyak orang. Alasannya karena selain mudah, jualan online juga lebih cepat dalam hal mendapatkan ‘hasil’. Daripada harus melakukan model bisnis lain seperti PPC ataupun affiliasi yang memerlukan waktu yang lama untuk memperoleh ‘hasil’.

Bicara tentang jualan online, ada penjual yang sudah sukses dan ada yang belum sukses. Untuk penjual yang sudah sukses mungkin karena mereka memiliki modal yang besar, atau karena latar belakang mereka adalah pengusaha offline yang kemudian melebarkan sayap ke dunia online. Sedangkan yang belum sukses, mungkin karena modal yang minim atau karena masih baru dalam hal bisnis. Kemudian langsung terjun ke dunia online tanpa adanya ilmu yang cukup.
Terlepas dari berbagai faktor, para penjual online ini sebenarnya sama-sama memiliki potensi sukses. Karena itulah, yang kemudian menimbulkan banyaknya pesaing yang sama-sama menjadi penjual online. Alhasil, di tahun 2015 ini penjual online semakin berhamburan saja. Bahkan ketika kita bergabung di grup bisnis online (di Facebook), maka 70% anggotanya adalah para penjual online (bukan pembeli online). Alhasil, persaingan antar penjual pun semakin ketat.
Bagaimana cara mengatasi persaingan dalam berjualan online yang semakin ketat?
Jawabannya adalah, dengan menambah jumlah pembeli online. 
Hal yang menyebabkan penjual online lebih banyak daripada pembeli online adalah — karena adanya faktor ‘tabu’ dari sebagian pembeli. Mereka takut tertipu apabila melakukan pembelian secara online. Karena faktor penjual dan pembeli yang tidak bertemu secara langsung.
Pada dasarnya, potensi pembeli masih sangat banyak di negeri ini. Tapi karena faktor ‘tabu’, kurang melek teknologi, ketidakpercayaan dan rasa ‘asing’ terhadap internet-lah yang kemudian membuat potensi pembeli online dalam kondisi masih ‘tertidur’. Kebanyakan dari mereka adalah — para orang tua dan orang-orang yang tinggal di desa yang sepertinya belum ‘mengenyam pendidikan’ tentang internet.
Bagaimana cara menambah potensi pembeli yang mau berbelanja secara online?
Kita sangat terbantu dengan adanya website-website yang beriklan di televisi. Mereka perlahan tapi pasti ‘membuka mata’ masyarakat yang masih ‘tabu’ dengan yang namanya internet. Namun, kita jangan berdiam diri saja menunggu semua masyarakat ‘melek’ terhadap internet. Sesekali bisa juga kita (sebagai pebisnis online) mensosialisasikan dan memberikan ‘pendidikan internet’ terhadap para orang tua maupun mereka-mereka yang masih ‘asing’ dengan internet. Tunjukkanlah kemudahan, kepraktisan dan kredibilitas dari internet yang semakin dipercaya dari waktu ke waktu. Selain itu, berikan contoh nyata kepada mereka — misalnya dengan membeli barang secara online dihadapan mereka. Setelah barang sampai dengan kondisi yang bagus dan sesuai, tunjukkanlah kepada mereka bahwa membeli secara online itu bagus. Jelaskanlah pula bahwa internet itu tidak 100% menipu. Dan bimbing mereka agar tahu yang mana yang memiliki ciri-ciri penipu — dan yang mana yang bisa dipercaya.
Semua tergantung kita para pebisnis online yang harus terus mengkampanyekan ini semua. Rubahlah istilah ‘persaingan’ (sesama pebisnis online) tadi — menjadi ‘partner’ yang kompak dalam rangka mengenalkan dunia internet ke seluruh pelosok Indonesia.
Sekian dulu artikel tentang persaingan dalam berjualan online ini saya tulis. Kita doakan saja semoga semakin banyak pembeli online yang bermunculan di negeri kita ini.
Salam sukses!

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here