.png)
Pentingnya Belajar Coding
Coding merupakan salah satu kemampuan yang menjanjikan untuk menghadapi era industri 4.0 atau untuk perkembangan karir di era digital ini. Hadirnya mesin pencari, Google, Yahoo, Bing sangat membantu dalam keseharian kita. Sangat mudah mencari informasi berkat mesin pencari. Belum lagi jejaring sosial, Facebook, Twitter, dan Google Plus.
Betapa kita dimanjakan untuk berkomunikasi dengan teman-teman kita walaupun berada di lokasi yang sangat jauh. Saat dulu yang namanya belanja, tentu harus keluar rumah, pergi ke toko, memilih barang belanjaan di toko, membayar cash. Sekarang? Kita bahkan bisa berbelanja tanpa harus bergeser 1 meter pun dari tempat duduk kita.
Perubahan Pola Industri Digital
Industri berubah, pola hidup berubah, kebiasaan kita berubah. Lantas, siapa sebenarnya yang merubah itu semua? Siapa orang dibalik hadirnya mesin pencari, jejaring sosial, game, toko online itu? Siapa lagi kalau bukan programmer. Siapa yang membuat sistem operasi sehingga kita bisa menggunakan komputer dalam keseharian kita? Siapa yang membuat Google, Facebook, Whatsapp, Ebay, Flappy Bird? Mereka adalah para penyihir, yang menciptakan sesuatu dari sihir baris-baris kode.
Perubahan begitu cepat terjadi, cracking industri dimana-mana dan inovasi sulit terbendung. Memang begitulah dunia, kejam. Siapa yang lebih kuat dia akan bisa bertahan. Yang tidak kuat terhadap perubahan akan tergilas.
Yang jadi pertanyaan adalah, apa peran kita dalam perubahan itu? Seolah kita hanya menonton dan mengikuti arus perubahan, hanya menjadi yang mencoba bertahan dengan perubahan, dan berusaha mengikuti perubahan. Lantas siapa yang membuat perubahan itu? Ya, mereka adalah negara-negara yang memiliki inovasi, negara-negara yang memiliki programmer-programmer hebat yang selalu menciptakan hal-hal baru. Kita masih jadi penonton pertarungan mereka.
Kebutuhan SDM Programmer
Tantangan yang harus segera dipenuhi untuk industri 4.0 ini adalah diperlukan SDM unggul Indonesia, ahli coding berkualitas, sehingga mampu memenuhi kebutuhan jumlah programmer bagi industri digital dalam negeri maupun untuk dapat bersaing di tingkat global.
Kebutuhan tenaga ahli coding yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan positif industri digital dalam beberapa tahun terakhir, mengakibatkan beberapa perusahaan startup digital masih menggunakan programmer dari negara lain. Untuk itu sebagai generasi muda sudah saatnya kita melek akan kebutuhan untuk industri di dalam negara kita sendiri.
Dengan belajar coding atau memprogram komputer, kita akan belajar bagaimana cara berpikir yang baik, terstruktur, sistematis dan efisien. Itu akan sangat berguna dalam kehidupan kita, terutama dalam menyelesaikan masalah kita.
Dengan semakin canggihnya teknologi, bahkan sekarang coding menjadi semakin mudah. Tidak hanya dengan telah banyaknya framework dan library yang mempermudah, sekarang malahan telah banyak tools yang memungkinkan kita untuk coding hanya dengan drag drop saja, seperti Blockly misalnya. Bahkan juga untuk membuat game sudah banyak tools yang seperti itu.
Peranan Lembaga Kursus Coding
Kebutuhan programmer atau tenaga ahli coding yang begitu banyak tidak akan bisa dipenuhi oleh lembaga pendidikan formal saja. Lembaga pendidikan formal biasanya lebih banyak mengajarkan teori ketimbang praktek. Padahal dunia industri membutuhkan para tenaga ahli coding yang sudah berpengalaman langsung dengan praktek. Untuk itu perlu adanya peran tambahan dari lembaga kursus coding.
Kursus coding biasanya lebih terarah karena lebih fokus kepada satu topik dan fokus kepada praktek langsung tanpa begitu banyak teori. Misalnya kursus Java, materi kursus yang diberikan hanya seputar coding Java tidak menyentuh hal lain yang lebih umum.
Selain itu kebanyakan kursus akan memberikan pelatihan dalam bentuk praktek langsung. Misal praktek membuat program Java. Kombinasi antara fokus kepada suatu materi dan praktek inilah yang menyebabkan lembaga kursus lebih dominan untuk mengasah keahlian pemrograman dibanding dengan kurikulum lembaga pendidikan formal.
> Jual database supplier (online dan offline), ada yg bisa resi cashless
Author
