Muamalah

Muamalah

Portal Islam

Mar 28, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking

"Proyek Jebakan China", Apakah Benar-Benar "Jebakan Betmen"?


image via Pixabay


Onlenpedia.com – Beberapa hari ini kata kunci “Proyek Jebakan China” tengah populer di Google. Begitupun hashtag #ProyekJebakanChina kini tengah menjadi trending di Twitter.

Setelah ditelusuri, ternyata hal ini dikarenakan adanya proyek china di Indonesia yang dinilai sebagai “jebakan”. Proyek yang dimaksud adalah Proyek Kereta Cepat (PKC) Jakarta-Bandung.

Adalah mantan Sekretaris Kementrian BUMN Said Didu yang menuding adanya “proyek jebakan china” di PKC Jakarta-Bandung. Menurut Said, proyek yang didanai China itu hanya akan menjadi pintu masuk bagi china — guna mengakuisisi berbagai infrastruktur penting di Tanah Air.

Merespon tudingan Said Didu, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun buka suara. Melalui juru bicaranya yaitu Jodi Mahardi, argumen Said dianggap tak akurat dan tak berdasar.

Menurut Jodi, pernyataan soal proyek jebakan China di PKC Jakarta-Bandung tidaklah benar.

“Tidak benar komentar tersebut. Apalagi China akan akuisisi proyek infrastruktur lain, terlalu jauh itu. Memang proyek infrastruktur bisa dibawa pulang ke Tiongkok,” kata Jodi, dilansir dari laman Finance Detik.

Sebelumnya Said Didu juga mengingatkan soal tender proyek kereta cepat yang diikuti China dan Jepang. Jepang kala itu tak menyarankan proyek kereta cepat Jakarta – Bandung karena dinilai tidak layak.

Sebaliknya pihak China justru menyanggupi proyek tersebut, bahkan menawarkan biaya yang lebih murah. Maka China pun dipilih sebagai pemenang tender untuk pengerjaan PKC Jakarta-Bandung.

Sayangnya beberapa waktu terakhir, muncul isu “pembengkakan” biaya kereta cepat tersebut. Hal itu pun dianggap tak sesuai dengan perjanjian awal saat tender. Dari situlah muncul istilah “Proyek Jebakan China”.

Lantas, apakah proyek yang dianggap jebakan China ini benar-benar jebakan?

Menurut Jodi Mahardi, pembengkakan biaya bukan karena jebakan atau sejenisnya. Hal itu dikarenakan adanya biaya di luar dugaan, sebagai akibat dari Pandemi Covid-19 yang kini melanda seluruh dunia.

Istilahnya, perhitungan awal biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini sebelumnya lebih murah. Namun karena “kejadian luar biasa” seperti wabah ini, maka terjadilah yang namanya biaya tak terduga.

Terlepas dari itu semua, kalaupun misalnya proyek ini rampung dengan segala biayanya — akankah kereta cepat ini bakal digunakan masyarakat?

Konon rencana harga tiket kereta cepat ini lumayan mahal, yakni Rp 300.000,-.

Baca juga:

Apakah sistem ekonomi syariah bisa mencegah korupsi?

Jadi, “proyek jebakan china” apakah benar-benar jebakan?

Jawabannya, hanya Tuhan dan China yang tahu. (af)


Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here